Nah! akhirnya setelah sekian lama saya tunggu ni blog mau compose, akhirnya bisa jugaaa.. thanks gooood!!
Emm actually saya cuma mau ngepos tulisan ga penting sih, tapi sayang aja udah ditulis dan masuk dhany's draft tapi ga di pos. *siapa juga yang mau baca? hahaha
Tulisan ini dibuat tepat dihari saya mendengar seseorang menggaungkan kata "malas" berkali-kali. Dari malas bangun pagi, malas mandi, malas rapih-rapih kamar, dan sebagainya. So, cekibrot gan.
Setiap manusia lumrah punya sifat yang berbeda-beda. Dengan fisik yang berbeda, lingkungan yang berbeda, cara pandang yang berbeda, bukan hal wajib bagi semuanya untuk punya sifat dan pemikiran yang sama. Tapi satu hal yang ingin saya tekankan sebelum inti tulisan ini dimulai adalah: dengan sudut pandang yang berbeda, maka lumrah bukan punya perasaan senang dan tidak senang dalam menyikapinya?
Di sini yang akan saya bicarakan adalah masalah sifat manusia yang sangat sulit dihindari, yaitu MALAS. Secara manusiawi, kita sebagai makhluk pasti punya titik jenuh kerajinan dan kekuatan fisik tentunya. Saat kegiatan masih harus kita laksanakan, tapi fisik mulai lemah, ataupun semangat sedang kendor, maka yang keluar adalah kata “males ah..”
Tapi yang perlu kita tahu adalah, malas itu wajar, tapi kita juga harus tahu jika kita itu sedang malas! Bayangkan, seorang murid dapat nilai 5, tapi dia merasa biasa saja, tidak merasa bahwa dia masih jauh dari angka 10 dan tertinggal dari teman-temannya, apa iya dia akan bangkit untuk memperbaiki nilainya? Sama seperti kasus ini, saat kita malas, tapi kita tidak sadar jika sedang dalam keadaan buruk, bagaimana mungkin kita akan memperbaiki diri untuk kembali semangat dan bangkit untuk melakukan sesuatu? That’s the point.
Marilah merenung, sudah baikkah diri kita, masih adakah sifat buruk kita. Jika dirasa sifat buruk akan lebih mendatangkan hal negatif daripada hal positif, hindarilah. Untuk apa masih kita pertahankan, toh dalam Al Qur’an tidak ada ayat yang berbunyi bahwa manusia diciptakan untuk bermalas-malasan, melainkan :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
( QS. Az-Zariyat : 56 )
Kalian manusia bukan? Ya.
Apa perintah Allah kepada kita? Menyembah kepadaNya.
Bagaimana caranya? Bertakwa.
Apa itu bertakwa? Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Bagaimana menjauhi larangan-Nya? Menghindari perbuatan yang tidak ada manfatnya.
Contohnya? MALAS.
Sederhana saja lah, saat tiba-tiba kita mulai tidur-tiduran, bangkitlah, sepertinya akan jauh lebih baik kita membuang sampah. Betul?
Mudah memang berbicara, apalagi menulis. Saya bukanlah orang sempurna tanpa cacat sedikit pun. Tapa saya hanya lah manusia yang berusaha menjadi sempurna, mengubah yang buruk menjadi baik, semampu seoptimal mungkin.
Jadi, sadari sifat kita. Cari titik negatifnya, dan ganti dengan yang positif. Semoga sukses! :)
0 comments:
Post a Comment